Tetapi, kalau jembatan ini jadi 15 menit kita sudah sampai. Seperti kita dari Ampenen ke Bertais lah kalau itu jadi,” terangnya.
Meski demikian, mantan Kepala Dinas Perhubungan NTB itu, belum bisa memastikan berapa nilai investasi jika jembatan tersebut di bangun.
“Karena ini investasi besar, kita belum tahu berapa biayanya. Tergantung dari hasil studi kelayakan. Tapi jika ada jembatan ini maka daya ungkitnya luar biasa,” katanya. Budi Suyanto
Ia menjelaskan, saat ini rencana pembangunan jembatan itu, sudah masuk tahap studi kelayakan atau feasibility study. Yang mana studi kelayakannya sudah dimulai sejak bulan April 2018 lalu.
“Bila nanti hasil studi kelayakan memutuskan bahwa di mungkinkan membangun jembatan, kita akan berikan rekomendasi serta izin bagi perusahaan untuk membangun,” jelasnya.
Selanjutnya, Ridwansyah mengatakan, pembangunan jembatan ini direncanakan akan terbentang sepanjang 20 kilometer atau 20.000 meter di atas air laut melewati Selat Alas.
“Kalau jembatan ini jadi, maka waktu tempuh antara Lombok dan Sumbawa menjadi lebih pendek,” ucap Ridwansyah.