Artikel

Dosenku, Juru Selamat Skripsiku: Cerita Mahasiswa yang Hampir Putus Asa

Liputanntb.com – NTB – Suasana di lingkungan Fakultas Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB pagi itu tampak ramai. Sejumlah mahasiswa akhir tampak duduk bersila di depan ruang dosen. Laptop terbuka, tangan sibuk mengetik revisi skripsi, dan sesekali menoleh ke arah pintu sambil menanti giliran konsultasi.

Baca:

Beasiswa Unggulan 2025 Resmi Dibuka! S1,S2,S3, Ini Syarat dan Jadwal Seleksi yang Wajib Kamu Tahu

Salah satunya sebut saja Nadia Safira, mahasiswi semester akhir Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang sempat berada di ambang keputusasaan.

“Saya sudah hampir putus asa. Revisi Bab 2 dan Bab 3 nggak kunjung acc. Sudah bolak-balik bimbingan, tapi hasilnya mentok. Sampai saya kepikiran berhenti kuliah,” ujarnya.

Namun semangat Nadia kembali tumbuh setelah bertemu dosen pembimbingnya, Ahmad Zakir M.Pd., yang dengan sabar mendampingi setiap proses penyusunan skripsi.

“Beliau tidak pernah menyalahkan saya. Justru selalu menyemangati. Kalau saya buntu, beliau ajak diskusi, bahkan kadang lewat Zoom malam hari. Itu yang membuat saya kembali semangat,” kata Nadia.

Cerita serupa juga datang dari Khaerul Kahfi, mahasiswa Prodi Penjaskesrek, yang sempat merasa tertinggal jauh dibanding teman-temannya.

“Saya sempat bilang ke teman-teman, mungkin saya memang bukan tipe yang bisa lulus cepat. Tapi dosen pembimbing saya selalu bilang: ‘Yang penting kamu jalan terus. Bukan yang tercepat yang menang, tapi yang selesai,’” ujar Kahfi sambil tersenyum.

Tak hanya Nadia dan Kahfi, banyak mahasiswa lain yang merasakan hal serupa. Bagi mereka, dosen pembimbing bukan sekadar penilai skripsi, tapi juga pendorong semangat.

“Setiap selesai konsultasi, saya selalu merasa bisa. Padahal sebelumnya saya sudah nyaris menyerah,” ungkap Reza, mahasiswa Prodi Sendratasik.

Dekan Fakultas Pendidikan UNU NTB, Hadi Wijaya, M.Pd., menyebutkan bahwa proses bimbingan skripsi adalah bagian penting dari pembentukan karakter mahasiswa.

“Skripsi bukan hanya soal teori dan metodologi, tapi juga tentang ketekunan, daya tahan, dan komunikasi. Di sinilah dosen berperan penting, bukan hanya sebagai penguji, tapi sebagai pendamping,” tegasnya.

Kini, Nadia, Kahfi, dan mahasiswa lainnya tengah bersiap menghadapi tahap akhir sidang skripsi. Setelah sekian bulan berjibaku dengan revisi dan tantangan, mereka mulai melihat harapan di ujung perjuangan.

Saat ditanya siapa orang pertama yang akan mereka ucapkan terima kasih usai sidang, jawabannya serempak:

Page: 1 2

liputanntb.com

Recent Posts

Prestasi Beruntun, Dosen UNU NTB Raih Hibah Kompetitif Nasional 2025

Liputantb.com - Mataram – Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) kembali mencatatkan prestasi…

1 hari ago

Elvadwi: Memimpin Kombel Meroket, Menggerakkan Guru Menembus Batas

Liputanntb.com - Mataram. Sebuah komunitas belajar sejatinya menjadi ruang bagi guru untuk saling mendukung, bekerja…

2 hari ago

Mahasiswa B3KL IAIQH Bagu Gelar Penghijauan di Desa Aik Berik, Wujud Nyata Peduli Alam

Liputanntb.com - Lombok Tengah Mahasiswa Belajar Berkarya Berbasis Kerja Lapangan (B3KL) Institut Agama Islam Qomarul…

4 hari ago

Ketua KI NTB Ucapkan Selamat kepada Ketua PWI NTB Terpilih, Dorong Sinergi untuk Keterbukaan Informasi dan Literasi Publik

Liputanntb. com - Mataram . Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Suaib Qury…

5 hari ago

253 Ribu Guru PAUD Non-Formal Cair BSU Rp600 Ribu, Cek Nama Anda Sekarang!

Jakarta – Sebanyak 253.407 pendidik PAUD Non-Formal yang mengajar di Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan…

6 hari ago

Alwan ,Tong, Harumkan Lombok Barat, Raih Perak di Kejuaraan Nasional Malang Roller Mbois 2025

Liputanntb.com - Malang. Sorak sorai penonton mengiringi langkah kaki Alwan Watoni, atlet muda berbakat asal Lombok…

6 hari ago