Liputanntb.com – Mataram. Sebuah komunitas belajar sejatinya menjadi ruang bagi guru untuk saling mendukung, bekerja sama, dan terus berinovasi. Semangat inilah yang diusung oleh Kombel “Meroket” Gugus 2 Kecamatan Cakranegara, yang kini menjadi wadah guru untuk belajar bersama, berbagi pengalaman, dan mengasah kompetensi demi peningkatan mutu pendidikan.
Baca:PPG Dinilai Berat dan Tidak Perlu? Simak Tanggapan Kritis Dunia Pendidikan!
Filosofi ini ditegaskan oleh Elvadwi Sholissafitri, S.Pd, selaku Ketua Gugus 2, saat ditemui media. Menurutnya, kepemimpinan dalam komunitas belajar harus dibangun di atas pondasi kebersamaan dan keberanian mencoba hal baru.
Baca Juga:Pajak dan Retribusi Berkeadilan: Jalan Iqbal–Dinda Menuju NTB Makmur
“Bagi saya, menjadi ketua bukan sekadar memimpin, tapi menggerakkan. Saya percaya, seperti tongkat yang diikat, kita akan lebih kuat jika bersatu. Filosofi ini yang saya bawa untuk Kombel Meroket: terus melesat, tanpa takut gagal, karena setiap kesalahan adalah pelajaran,” ujarnya.
Mengutip filosofi Ki Hajar Dewantara “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, Elvadwi menegaskan bahwa proses belajar tidak terbatas ruang dan waktu. Guru bisa belajar dari siapa saja dan di mana saja, bahkan dari pengalaman sehari-hari.
Kombel “Meroket” sendiri diibaratkannya sebagai roket yang membawa semangat dan inovasi para guru untuk menembus batas. Dengan semangat pantang menyerah, para anggota komunitas diarahkan untuk berani bereksperimen dalam pembelajaran, mengembangkan metode kreatif, dan saling berbagi inspirasi.
“Belajar tidak pernah sia-sia, bahkan kesalahan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan. Inilah yang membuat kita berani melangkah lebih jauh,” tambahnya.
Dengan semangat “Meroket”, Gugus 2 Cakranegara bertekad mencetak guru-guru tangguh dan adaptif, yang siap membentuk generasi pembelajar masa depan.
Salam Meroket… 🚀🚀🚀 Wuuuuzzzz!