tajam terpercaya

Harmoni di Benang Stokel: Satu Suara untuk Pariwisata NTB Damai”

Harmoni di Benang Stokel: Satu Suara untuk Pariwisata NTB Damai”
Harmoni di Benang Stokel: "Satu Suara untuk Pariwisata NTB Damai”

PROFIL DESTINASI WISATA BENANG STOKEL

Permata Alam di Lereng Rinjani – Lombok Tengah, NTB

3628279735105432 google.com, pub-3628279735105432, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Nama Destinasi:
Air Terjun Benang Stokel

Lokasi:
Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat

Koordinat:
Sekitar 32 km dari Kota Mataram dan 15 km dari Kota Praya

Makna Nama:
“Benang” dalam bahasa Sasak berarti “benang”, sementara “Stokel” berarti “segenggam”. Dinamakan demikian karena air terjunnya yang turun menyerupai helaian benang yang tergenggam rapat, halus dan menawan.

Keistimewaan:

  • Ketinggian Air Terjun: Sekitar 30 meter

  • Jumlah Aliran Air: Dua aliran utama, jernih dan sejuk

  • Sumber Air: Langsung dari mata air Gunung Rinjani

  • Hutan Tropis: Dikelilingi hutan yang masih alami, kaya flora dan fauna

  • Trekking Alam: Jalur menyusuri sungai dan vegetasi hijau sangat cocok untuk pencinta alam

Daya Tarik Utama:

  • Panorama Alam yang Menyegarkan
    Suasana tenang dan udara segar menjadikan lokasi ini tempat healing alami.

  • Air Terjun Kembar
    Aliran air terjun turun dari tebing yang simetris, sangat instagramable dan cocok untuk rekreasi keluarga maupun kegiatan fotografi alam.

  • Paket Ekowisata
    Dekat dengan Air Terjun Benang Kelambu, pengunjung bisa mengeksplorasi dua air terjun dalam satu area dengan paket trekking dan edukasi konservasi.

  • Kopi dan Hasil Hutan Desa
    Sajian kopi hutan Aik Berik dan hasil bumi seperti pisang dan kelapa disuguhkan oleh masyarakat sebagai wujud sambutan khas lokal.

Fasilitas Umum:

  • Area parkir

  • Toilet dan ruang ganti

  • Gazebo dan tempat istirahat

  • Warung makanan dan oleh-oleh lokal

  • Pemandu wisata lokal (guide)

  • Akses jalan yang baik dari pusat kota

Pengelolaan dan Kolaborasi:

Benang Stokel dikelola oleh masyarakat setempat di bawah koordinasi tokoh adat dan tokoh masyarakat seperti H. Humaidi. Kolaborasi dengan pihak Dinas Pariwisata NTB, KPH Tastura, dan Dinas LHK menjadikan pengelolaan berbasis konservasi dan pemberdayaan ekonomi lokal.