Para sopir menilai bahwa pihak dinas terkait seharusnya bisa bertindak cepat. “Kalau pun dikerjakan, tangan pembuat kebijakan tak perlu kotor. Cukup tunjuk, lalu tindak. Tapi kenapa begitu lamban?” tanya Rudy geram.
Keluhan paling parah datang dari jalur menuju Kabupaten Lombok Utara (KLU), terutama dari Klui hingga Teluk Nare. Sudah bertahun-tahun para driver secara swadaya menebang ranting dan membersihkan jalur yang mengganggu, namun tidak juga menjadi perhatian serius dari dinas terkait.
“Setiap kali kami akan tebas ranting, kami harus minta izin dan menunjukkan foto/video pohon yang menghalangi. Padahal ini jelas di depan mata mereka! Kami heran, kenapa mereka tidak respect terhadap kondisi lapangan,” tambah Rudy.
Rencananya, pada tanggal 15 Mei 2025, para sopir dari Team Tebang Pohon akan kembali turun langsung ke lapangan melakukan aksi bersih jalur wisata dari Klui sampai Teluk Nare. Ini dilakukan demi keselamatan dan kenyamanan tamu wisata yang menggunakan bus.
“Kami mewakili teman-teman sopir meminta agar ranting yang menghalangi dan pohon yang membahayakan segera dikategorikan sebagai URGEN. Ini bukan kerjaan kami, tapi kami terpaksa lakukan karena kami peduli!” tegas Rudy.
Liputanntb.com - NTB - Suasana di lingkungan Fakultas Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB pagi…
LIPUTANNTB.com – Kabar baik bagi para pencari beasiswa! Sejumlah kampus dan pemerintah luar negeri kembali…
Jakarta — Kabar gembira bagi para dosen, widyaiswara, pengawas sekolah, dan guru berpengalaman! Rekrutmen Calon…
Jakarta, LiputanNTB.com – Program Beasiswa Unggulan (BU) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)…
LiputanNTB.com – Lombok Tengah | Tradisi pernikahan suku Sasak menyimpan banyak nilai pendidikan sosial yang…
Liputanntb.com - NTB. Lombok Tengah Tradisi budaya lokal tak hanya penting untuk dijaga, tetapi juga…