Baca:Nama dan Wacana Kabinet Prabowo-Gibran Akan di Isi 44 Menteri
Kelemahan Kurikulum Merdeka Namun, di balik kelebihannya, Hasbi juga menyoroti kelemahan signifikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka, salah satunya adalah fenomena siswa yang belum bisa membaca dengan baik tetapi tetap naik kelas. “Kebebasan dan fleksibilitas yang diberikan Kurikulum Merdeka kadang membuat sistem evaluasi siswa menjadi longgar. Akibatnya, ada kasus di mana siswa naik kelas meskipun belum mencapai kemampuan dasar seperti membaca atau berhitung,” jelasnya.
Hal ini menurut Hasbi bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan baik. Kelemahan dalam sistem evaluasi atau penilaian berpotensi menciptakan kesenjangan besar dalam kemampuan siswa di setiap tingkatan kelas. “Tanpa intervensi yang tepat, siswa yang mengalami kesulitan dasar seperti membaca akan tertinggal dan kesulitan mengikuti pelajaran di kelas yang lebih tinggi,” tambahnya.
Salah satu penyebab masalah ini adalah kurangnya pendampingan intensif bagi siswa dengan keterbatasan kemampuan dasar. “Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka, tetapi siswa dengan kebutuhan khusus atau kesulitan belajar membutuhkan lebih banyak perhatian dan dukungan dari guru,” katanya.
Liputanntb.com - Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan akan mengeluarkan dana sebesar Rp20 triliun untuk…
Liputanntb.com - Sebuah video yang menampilkan sejumlah jemaah haji Indonesia diturunkan dari bus dan koper…
Liputanntb.com - MATARAM – Pojok NTB menggelar dialog publik di Meeino Warking, Kota Mataram pada…
Liputanntb.com - Pemerintah Indonesia secara resmi menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), termasuk Pegawai Negeri…
Liputanntb.com - Mataram – Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dispora NTB) menggelar…
Liputanntb.com - Aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar warga dari wilayah Sumbawa Barat di Desa…