Salah satu penyebab masalah ini adalah kurangnya pendampingan intensif bagi siswa dengan keterbatasan kemampuan dasar. “Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka, tetapi siswa dengan kebutuhan khusus atau kesulitan belajar membutuhkan lebih banyak perhatian dan dukungan dari guru,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa peran guru sangat krusial dalam memastikan siswa tidak hanya naik kelas, tetapi juga menguasai kompetensi dasar yang diperlukan. Namun, tidak semua guru merasa siap dengan metode baru ini, terutama di sekolah-sekolah dengan sumber daya terbatas. “Guru harus mendapatkan pelatihan yang cukup agar bisa mengidentifikasi siswa yang tertinggal dan memberikan dukungan tambahan yang sesuai.”
Tantangan dalam Implementasi Meskipun tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah baik, pengamat menilai bahwa masih ada tantangan besar dalam implementasinya di lapangan. Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai serta pelatihan guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan personal.
Pemerintah, menurut Hasbi, perlu segera melakukan evaluasi dan penguatan dalam penerapan kurikulum ini. “Perlu ada upaya lebih untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan perhatian yang layak, terutama dalam penguasaan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, sebelum mereka bisa naik ke kelas berikutnya.”
Ia juga menyarankan agar pemerintah membuat kebijakan yang lebih tegas terkait evaluasi siswa, agar kenaikan kelas tidak hanya didasarkan pada usia atau kehadiran, tetapi juga berdasarkan kompetensi yang benar-benar dikuasai siswa.
Renungan Kurikulum Merdeka membawa banyak potensi positif, seperti fleksibilitas dan fokus pada pengembangan bakat siswa. Namun, kelemahan dalam sistem evaluasi dan kurangnya perhatian terhadap siswa yang belum menguasai kemampuan dasar, seperti membaca, menjadi masalah yang harus segera diatasi. Para pengamat pendidikan menekankan pentingnya perbaikan dan dukungan yang lebih besar, baik dari pemerintah maupun sekolah, agar tujuan utama kurikulum ini menciptakan siswa yang kompeten dan mandiri dapat tercapai.
Page: 1 2
Liputanntb.com - Malang. Sorak sorai penonton mengiringi langkah kaki Alwan Watoni, atlet muda berbakat asal Lombok…
Liputanntb.com - Perjuangan para calon Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) tahun 2025…
Liputanntb.com - Jakarta, 7 Agustus 2025. Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dijadwalkan menjalani pemeriksaan tes…
Liputanntb.com - Mataram, 6 Agustus 2025 – Satuan Tugas Program Makan Bergizi Gratis (Satgas MBG)…
Liputanntb.com - Mataram, 6 Agustus 2025. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Dewan Pengurus…
Liputanntb.com - Mataram. Kabar gembira bagi para pencari kerja di NTB! Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat…