Kekayaan pangan lokal: Beras, jagung, telur, sayur, kelor, hingga ikan laut tersedia melimpah di seluruh wilayah NTB.
Basis sosial yang kuat: Posyandu, PKK, pesantren, karang taruna, dan UMKM pangan aktif menjadi penggerak pembangunan di akar rumput.
Pengalaman intervensi gizi: Program stunting, sekolah sehat, dan pemanfaatan dana desa untuk pemenuhan gizi telah lama berjalan di NTB.
Fondasi ini memungkinkan NTB tidak memulai dari nol. MBG tinggal diperluas dan disinergikan dengan desain nasional melalui pendekatan khas NTB: memperkuat yang sudah ada tanpa menciptakan yang baru dengan biaya tinggi.
Langkah konkret NTB adalah pembentukan 10 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berbasis pesantren sebagai pilot project, dengan dukungan dana CSR BUMN. Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi dijadikan pusat pemberdayaan gizi dan pangan.
Setiap pesantren diarahkan untuk memiliki:
LIPUTANNTB.com – Kabar baik bagi para pencari beasiswa! Sejumlah kampus dan pemerintah luar negeri kembali…
Jakarta — Kabar gembira bagi para dosen, widyaiswara, pengawas sekolah, dan guru berpengalaman! Rekrutmen Calon…
Jakarta, LiputanNTB.com – Program Beasiswa Unggulan (BU) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)…
LiputanNTB.com – Lombok Tengah | Tradisi pernikahan suku Sasak menyimpan banyak nilai pendidikan sosial yang…
Liputanntb.com - NTB. Lombok Tengah Tradisi budaya lokal tak hanya penting untuk dijaga, tetapi juga…
Pencabulan, Peristiwa memilukan menimpa keluarga pendakwah Habib Bahar bin Smith. Dua adiknya menjadi korban dalam…