-
Dapur sehat,
-
Lahan tanam sayur organik,
-
Peternakan ayam,
-
Peran distribusi makanan sehat bagi santri dan masyarakat sekitar, terutama ibu hamil, menyusui, dan balita.
Gubernur Iqbal juga menekankan pentingnya menghindari inflasi, dengan menggandeng petani dan nelayan lokal sebagai penyedia bahan baku MBG. Kemitraan antar pesantren, sekolah, SPPG, kelompok tani, nelayan, dan UMKM terus dibangun untuk menjadikan MBG sebagai motor ekonomi lokal.
Teknologi dan Data dalam Gerakan MBG NTB
Pemprov NTB mendorong Badan Gizi Nasional menyusun sistem data MBG berbasis digital, mencakup:
-
Platform monitoring distribusi makanan,
-
Pemantauan status gizi anak,
-
Sistem pelaporan berbasis real-time,
-
Dashboard dan data spasial untuk perencanaan dan evaluasi.
Hingga pertengahan 2025, NTB telah membentuk lebih dari 60 SPPG, jauh melampaui Provinsi Bali yang baru memiliki 16. Target NTB adalah mencapai 350 hingga 450 SPPG pada 2026. Ini mencerminkan keseriusan daerah mengawal program strategis nasional.