Ia juga menekankan agar siswa tidak mudah tergoda dengan tren FOMO (Fear of Missing Out), seperti membeli barang-barang hanya demi mengikuti gaya hidup teman sebaya. “Belilah barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Sebagai contoh, gunakan barang mahal seperti smartphone hingga benar-benar rusak atau tidak bisa digunakan lagi sebelum membeli yang baru,” tambah Yakub.
Abdul Muttalib, S.E.I., M.E, dosen Ekonomi Islam UNU NTB, turut memberikan wawasan tentang transformasi keuangan digital yang saat ini mengubah cara pengelolaan dan penggunaan keuangan melalui teknologi digital. “Digitalisasi keuangan memberikan banyak manfaat, seperti memudahkan transaksi, meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan, serta efisiensi operasional. Namun, tantangan yang dihadapi adalah pemahaman mendalam terkait teknologi ini agar tidak terjebak dalam risiko seperti investasi bodong atau penyalahgunaan teknologi keuangan,” paparnya.
Ia juga membahas contoh kasus viral tentang investasi bodong yang menjerat banyak generasi muda. “Kasus seperti itu menunjukkan betapa pentingnya memahami konsep keuangan digital sebelum terlibat di dalamnya. Generasi muda harus berhati-hati dan tidak tergoda janji keuntungan besar yang tidak masuk akal,” tegasnya.
Liputanntb.com - Mataram. Kegiatan Wilayah 8 (Bali-NTB) berlangsung di Ballroom ATQIA Universitas Nahdlatul Ulama Nusa…
Liputanntb.com - Kenaikan UMP 2025 sebesar 6,5% merupakan langkah positif dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja. Namun,…
Liputanntb.com - Proses seleksi calon komisaris Bank NTB Syariah telah mencapai tahap akhir. Sebanyak 30…
Lombok Tengah, – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo…
Liputanntb.com - Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan akan mengeluarkan dana sebesar Rp20 triliun untuk…
Liputanntb.com - Sebuah video yang menampilkan sejumlah jemaah haji Indonesia diturunkan dari bus dan koper…