*HUKUM*
1. Menindaklanjuti laporan dugaan pencatutan KTP, Bawaslu DKI Jakarta, hari ini memanggil pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto. Ketua Bawaslu DKI Jakarta sekaligus Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Benny Sabdo mengatakan, Sentra Gakkumdu DKI juga akan menjadwalkan pemeriksaan tim sukses Dharma-Kun, besok. Termasuk memanggil perwakilan dari KPU Jakarta Barat, KPU Jakarta Utara, dan KPU Jakarta Timur. Dharma Pongrekun-Kun Wardana sudah dinyatakan lolos verifikasi faktual oleh KPU, dan berhak maju sebagai calon independen di Pilgub DKI Jakarta 2024. Namun, banyak warga mengaku NIK KTP-nya dicatut sebagai pendukung pasangan tersebut. Plt Kadis Dukcapil DKI, Budi Awaluddin mengklaim, tidak ada kebocoran data di instansinya.
2. Anggota Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing mengatakan, ada 159 pengunjuk rasa ditangkap polisi selama demo tolak RUU Pilkada di Gedung DPR, kemarin. Sementara anggota YLBHI, Arif Maulana dalam konferensi pers bersama Tim Advokasi Untuk Demokrasi (TAUD) secara terperinci menyebut 90 anak ditangkap, 87 diproses di Jakarta Barat dan 3 lainnya di Polsek Tanjung Duren. Jumlah tersebut, kata dia, juga telah terkonfirmasi dari informasi yang diterima oleh Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Uli dan Arif juga menyoroti penggunaan kekerasan dalam penanganan demo kemarin. Arif menyebut, ada brutalitas aparat terhadap massa aksi, dalam hal ini termasuk penghalangan massa aksi menuju ke DPR. Pihaknya mencatat penggunaan kekuatan alat yang berlebihan, berupa benda tumpul dan gas air mata, juga kekerasan, bahkan dugaan penyiksaan terhadap peserta demo yang ditangkap. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII), Usman Hamid mengatakan, aparat kepolisian menggunakan kekuatan berlebih dan cenderung brutal saat mengamankan demonstrasi rakyat. Kesimpulan itu diperoleh AII setelah memantau di sejumlah daerah, termasuk Jakarta.
*EKONOMI*
1. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juli 2024, meningkat. Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi M2 pada Juli 2024 tercatat sebesar Rp 8.970,8 triliun atau tumbuh 7,4% _year on year_ (yoy), setelah tumbuh 7,7% yoy pada bulan sebelumnya. Menurut Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, perkembangan tersebut didorong pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3% yoy dan uang kuasi 7,2% yoy. Perkembangan M2 pada Juli 2024, terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Penyaluran kredit tumbuh 11,6% yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 11,4% yoy. Tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh 15,8% yoy, lebih tinggi dibandingkan Juni 2024 sebesar 14,1% yoy. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 0,1% yoy, setelah tumbuh 3,1% yoy pada Juni 2024.
Liputanntb.com - Mulai 1 Agustus 2025, pemerintah mulai mencairkan gaji pokok PNS setelah penyesuaian kenaikan…
Liputanntb.com - Agustus 2025 menjadi bulan krusial bagi para pelajar dan mahasiswa yang tengah berburu…
Liputannntb.com - PRAYA – Sebuah pertengkaran rumah tangga di Lingkungan Kekere, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya,…
Liputanntb.com - Hidup sering kali menghadirkan cerita di luar nalar. Itulah yang dialami oleh Dr.…
Liputanntb.com - Mataram. Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) kembali menjadi tuan rumah bagi…
Liputanntb.com - Sebuah kisah menguras emosi publik tengah viral di media sosial. Seorang pria yang…