Liputanntb.com – Mataram, Akademisi olahraga sekaligus kandidat Doktor Ilmu Keolahragaan, Hasbi, M.Or, menyampaikan pandangannya terkait polemik keikutsertaan atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Menurutnya, atlet Pelatnas seharusnya tidak diperbolehkan tampil di PON karena sasaran utama mereka adalah kompetisi tingkat internasional seperti SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade.
Baca Juga:Hasbi, Akademisi Olahraga: Kalau Ketua Cabor Hanya Menunggu Dana, Semua Orang Bisa Jadi Ketua!
“Logikanya, mereka yang berada di Pelatnas itu targetnya bukan lagi PON, melainkan level yang lebih tinggi minimal SEA Games. Kalau mereka masih turun di tingkat provinsi, jelas secara fisik dan pengalaman mereka unggul. Itu bukan prestasi lagi, tapi dominasi,” tegas Hasbi.
Hasbi menambahkan, sangat kecil kemungkinan atlet provinsi dapat mengalahkan atlet Pelatnas, kecuali di cabang-cabang tertentu seperti dansa atau bela diri non-tarung yang menitikberatkan pada penilaian artistik atau penampilan teknik.
“Secara umum, atlet Pelatnas pasti unggul. Kecuali di cabang tertentu seperti dansa atau bela diri yang bukan tarung yang hanya memeragakan gerakan seni masih ada kemungkinan provinsi unggul. Tapi untuk cabang fisik dan kompetitif, nyaris mustahil,” ungkapnya.
Ia menyoroti dampak jangka panjang jika kondisi ini dibiarkan, yakni tertutupnya ruang bagi munculnya atlet-atlet muda bertalenta dari daerah. “Kalau ini terus dibiarkan, PON akan kehilangan fungsi dasarnya sebagai ajang pencarian bibit unggul,” jelas Hasbi.
Hasbi pun menyampaikan masukan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sistem pembinaan olahraga nasional dan berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) segera mengevaluasi kebijakan tersebut.
“Ini masukan bagi Menpora. PON seharusnya jadi arena pembinaan dan seleksi atlet nasional, bukan tempat mengukuhkan dominasi atlet elit,” tutupnya.
(Kh)