“Langkah petisi ini bukan sekadar protes, tetapi harapan agar proses rekrutmen ke depan lebih adil dan transparan. Terutama bagi pelaku budaya yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk menjaga kekayaan budaya bangsa,” tambah salah seorang calon penerima beasiswa.
Sampai saat ini, pihak penyelenggara BPI belum memberikan tanggapan resmi atas kritik yang dilontarkan oleh para pelamar. Namun, para pelamar berharap ada respons dari pihak terkait dalam waktu dekat, serta adanya perubahan dalam sistem penilaian dan seleksi yang lebih transparan dan akuntabel.
Rencana pengajuan petisi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki proses seleksi BPI, sekaligus membuka dialog antara pelamar beasiswa maupun pelamar dari pelaku budaya, dan pihak penyelenggara demi menciptakan sistem beasiswa yang lebih adil di masa mendatang.
Adanya pengumuman hasil seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) tahun 2024 tersebut, yang memicu kontroversi, banyak pelamar yang berharap akan adanya kesempatan kedua. Mereka mengusulkan agar diadakan seleksi tahap kedua (batch dua) untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi mereka yang belum berhasil lolos, terutama bagi pelaku budaya yang merasa tidak terakomodasi dalam proses rekrutmen kali ini.