Setelah prosesi bejango, masyarakat Toro menjalankan tradisi Sorong Serah Aji Krame prosesi simbolik yang menggambarkan penyerahan tanggung jawab atas mempelai perempuan kepada keluarga suaminya, sekaligus penguatan spiritual dari orang tua.
“Tradisi ini mengandung nilai sangat tinggi. Anak perempuan kembali ke rumah orang tuanya setelah menikah, bukan karena pindah, tapi untuk menerima doa, wejangan, dan restu secara adat. Ini bagian dari penghormatan lintas generasi,” jelas Fahmi.
Sorong Serah Aji Krame diyakini sebagai lambang kesucian dan keabsahan ikatan pernikahan dalam pandangan adat Sasak. Melalui prosesi ini, keluarga besar menyatu dalam rasa dan doa, bukan hanya dalam hukum negara atau agama.
Menurut Fahmi, baik bejango maupun sorong serah aji krame adalah bentuk pendidikan karakter nyata. Generasi muda yang menyaksikan dan terlibat di dalamnya belajar langsung nilai tanggung jawab, tata krama, hingga pentingnya menjaga hubungan keluarga.
Liputanntb.com - Mataram, NTB. Dalam khutbah Jumat yang disampaikan Ustaz Sahirun di Masjid Monjok Pemamoran,…
Majalah Travel Lemming Puji Keindahan Alam dan Budaya Lokal Lombok Pulau Lombok kembali menjadi sorotan…
Liputanntb.com - Lombok – 11 Juni 2025Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB resmi membuka Penerimaan…
Jakarta — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi mulai menerapkan skema pembelajaran mendalam atau…
Liputanntb.com - MATARAM, 10 Juni 2025 – Tingkat partisipasi pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat…
BRIDA NTB dan UNRAM Sinergi Riset Hulu-Hilir: Kelor, Nira, dan Rumput Laut Jadi Kunci Transformasi…