NTB memiliki modal sosial yang kuat. Tokoh agama, adat, dan organisasi kemasyarakatan dapat menjadi ujung tombak kampanye keselamatan.
Ceramah keagamaan, khutbah Jumat, forum budaya, dan pengajian bisa menjadi ruang untuk menyampaikan pesan bahwa menjaga keselamatan adalah bagian dari nilai luhur dan akhlak mulia.
Masalah ini bukan semata karena keterbatasan fasilitas, tapi karena pola pikir permisif. Selama masih ada anggapan “tidak apa-apa selama belum celaka”, maka tragedi akan terus terjadi.
Kita butuh gerakan kolektif yang mengubah cara pandang masyarakat dari permisif menjadi preventif. Bangun budaya patuh demi keselamatan bersama.
Pemerintah dengan kebijakan, aparat dengan ketegasan, tokoh masyarakat dengan pengaruh, dan warga dengan kesadaran. Karena sejatinya, tidak ada pesta yang sebanding dengan kehilangan nyawa.
Penulis: Dr H Ahsanul Khalik. Saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Provinsi NTB Bidang Sosial.
Page: 1 2
Liputanntb.com - Malang. Sorak sorai penonton mengiringi langkah kaki Alwan Watoni, atlet muda berbakat asal Lombok…
Liputanntb.com - Perjuangan para calon Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) tahun 2025…
Liputanntb.com - Jakarta, 7 Agustus 2025. Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dijadwalkan menjalani pemeriksaan tes…
Liputanntb.com - Mataram, 6 Agustus 2025 – Satuan Tugas Program Makan Bergizi Gratis (Satgas MBG)…
Liputanntb.com - Mataram, 6 Agustus 2025. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Dewan Pengurus…
Liputanntb.com - Mataram. Kabar gembira bagi para pencari kerja di NTB! Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat…