“Publik itu bisa menilai. Jangan anggap mereka bodoh. Ini bicara meritokrasi, tapi saat menggelar mutasi, banyak blunder yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip meritokrasi,” ujarnya.
Lebih jauh, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan narasi pembanding terhadap seluruh kebijakan yang akan diambil Iqbal-Dinda ke depan.
Tak tanggung-tanggung, PojokNTB mengaku akan konsisten menggelar dialog publik setiap bulan untuk memberikan kritik terhadap seluruh kebijakan yang diambil Iqbal-Dinda.
“Kita akan buat dialog publik setiap bulan.”
Ini kita lakukan sebagai representasi keresahan masyarakat terhadap kinerja pemimpinnya,” jelas Fihiruddin.
Di tempat yang sama, Komisi I DPRD NTB sekaligus Sekretaris DPW PPP NTB, Muhammad Akri, mengapresiasi acara dialog publik tersebut. Menurutnya, dialog publik semacam itu penting untuk terus dilakukan dan sejalan dengan prinsip akuntabilitas publik.
Spesifik terkait tema, Akri menilai, diskursus perihal meritokrasi memang menjadi salah satu isu besar di awal kepemimpinan Iqbal-Dinda. Pihaknya di DPRD NTB berkomitmen mengawal program tersebut.
Pencabulan, Peristiwa memilukan menimpa keluarga pendakwah Habib Bahar bin Smith. Dua adiknya menjadi korban dalam…
Liputanntb.com - Mataram, Minggu 15 Juni 2025 – Untuk pertama kalinya, UPTD Balai Kemasan Produk…
Seranganp Jantung Saat Tidur Bisa Terjadi Diam-Diam Serangan jantung saat tidur adalah kondisi yang semakin…
Rendy Bugis: “Terima Kasih Pak Prabowo dan Babe Haikal” MATARAM – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan…
*Oleh : Tuaq Senun* Pengamat dan Pemerhati Bank Subuh Beberapa waktu lalu, publik NTB dikejutkan…
Liputanntb.com - Mataram, NTB. Dalam khutbah Jumat yang disampaikan Ustaz Sahirun di Masjid Monjok Pemamoran,…